Semua ada Ilmunya

CEO BlackBerry Optimis Perusahaannya Masih Suram Hingga 2016

Perubahan bisnisnya di pasar smartphone kian direncanakan matang-matang oleh BlackBerry, mantan vendor smartphone terbesar pada 2008-2009 silam. Ini mengingat, semenjak setahun terakhir, vendor asal Kanada itu terus kehilangan pangsa pasarnya sebanyak 50 persen. Kendati demikian, itu bukan berarti BlackBerry tidak bisa kembali bangkit lagi dari keterpurukan, setidaknya hingga tiga tahun ke depan, menurut CEO baru BlackBerry John Chen.

John Chen

“Kami pasti melihat pertumbuhan pada 2016. Itu tidak bisa hanya dari biaya dan bertahan dan sebagainya, meskipun kita tampaknya cukup melakukan hal yang baik di sana (pada 2016) mendatang,” kata Chen dalam sebuah wawancara ekslusif dengan CNBC.

Chen mengatakan, mulai tahun depan nanti, merupakan masa bagi BlackBerry untuk berinvestasi jangka panjang. Ini dibuktikan pada beberapa waktu lalu, pihaknya telah melakukan kemitraan dengan pemasok perangkat elektronik terbesar di dunia, Foxconn dalam lima tahun ke depan. Kemiraan ini bertujuan agar Foxconn dapat memanfaatkan pabriknya yang akan di bangun di Indonesia guna memproduksi dan merancang smartphone BlackBerry.

“Satu hal yang saya amati sebagai CEO yakni volume penjualan handset kami telah jatuh dan dengan itu, biaya perbaikan kami menjadi terlalu tinggi. Foxconn memiliki kemampuan untuk membuat biaya produksi turun. Dan kami akan menyediakan perangkat lunak,” imbuhnya.

Selain itu Chen menegaskan, BlackBerry akan melakukan restrukturisasi bisnisya ke arah pelanggan korporat. Jadi, bukan lagi menjual handset ke tangan konsumen, tetapi menyediakan handset bagi pelanggan korporat, seperti perusahaan dan instansi pemerintah. Terlebih, setelah mencuatnya isu penyadapan NSA terhadap Apple (iOS) dan Google (Android), membuat pelanggan korporat yang biasanya sensitif terhadap keamanan datanya akan kembali bermitra dengan BlackBerry. Inilah yang BlackBerry punya saat ini, tetapi sulit digapai oleh vendor lain.

“Fokus perusahaan secara keseluruhan nantinya akan bergeser ke arah enterprise, pelanggan pemerintah, dan layanan perangkat lunak. Idenya adalah untuk mengontrol biaya terkait dengan bisnis perangkat dan mencari cara untuk mendapatkan keuntungan sebaik mungkin,” ujar Chen.

via "jagatreview"

0 comment:

Posting Komentar